Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Rabu, 30 Maret 2016

Surat Cinta untuk Bang Ipul

Saya bukanlah pemerhati artis, -acara yang paling saya hindari dan jauhi adalah acara infotaiment yang lebih banyak sandiwara dan settingannya- apalagi penikmat acara-acara pencarian bakat seperti D'Academy yang dijuriin oleh Saiful Jamil yang lebih familiar dengan panggilan bang Ipul. Tahu tentang D'Academy saja itu secara kebetulan, saat saya harus nyari-nyari acara yang menarik, dan tanpa sengaja nongol tuh acara. Dan beberapa kali saya memang sempat berhenti cukup lama dan salah satunya adalah mengamati komentar-komentar dari bang Ipul. Dengan nada melambai dan gestur kewanita-wanitaan, bang Ipul memang dipasang sebagai juri yang kontroversial, mulai dari berperan sebagai juri antagonis yang tak pernah puas dengan semua persembahan calon bintang.

Wajah Pendidikan Kita #CatatanGuruMuda

SMP Muhammadiyah 2 Sawangan
Anis Baswedan –sebelum menjadi menteri pendidikan- pernah mengungkapkan sebuah fakta kondisi peserta didik di Indonesia dalam acara talk show di salah satu TV nasional. Beliau mengatakan bahwa kondisi peserta didik kita bisa dibagi menjadi empat golongan. Pertama, siswa yang pintar sekaligus kaya. Kondisi seperti ini tentunnya tidak perlu dikuatirkan lagi. Kedua, siswa yang pintar tetapi miskin. Kondisi ini masih bisa tertolong dengan kepintarannya untuk memilih sekolah dengan beasiswa. Ketiga, tidak pintar namun kaya. Ini juga masih lumayan dengan hartanya bisa memilih sekolah yang ideal. Keempat adalah siswa yang tidak pintar sekaligus miskin. Kondisi keempat ini cukup banyak di negeri ini –jika tidak dikatakan mayoritas. Tahukah kita jika kondisi keempat ini yang menjadi peserta didik mayoritas di sekolah swasta dengan segala keterbatasannya.

Selasa, 26 Januari 2016

Ketika Ibadah Tidak Nikmat lagi


Allah menciptakan manusia bukan tanpa tujuan yg jelas, bukan? Tidak perlu cari dalilnya dalam al-Qur'an, cukup dg logika sederhana saja. Tujuan yg paling jelas adalah menjadi wakil Tuhan di muka bumi, agar bumi ini menjadi tempat yang makmur dan damai. Layak huni, minimal menjadi miniatur surga yg pernah ditempati oleh Adam as. Mengabdi dan beribadah hanya kepada-Nya juga bagian dari tujuan penciptaan manusia. Agar manusia hidupnya selamat dan terarah maka Allah menurunkan Agama sebagai pijakan. Ikuti agama ini dan apa yang Tuhan kehendaki maka hidupmu akan bahagia, karena sang pemberi kebahagian berpihak kepadamu. 

Senin, 25 Januari 2016

Gadged Keren dengan Produktivitas Menulis...


Gadget rusak lagi. Baru sekitar setahun penggunaan. Harus ganti! karena ini bukan lagi soal gaya hidup, lebih dekat dg kebutuhan primer bagi masyarakat modern. Ini bukan masalah status sosial antara the have dan the have not. Mungkin dulu, memiliki gadged menunjukkan status sosial seseorang. Hari ini, pengemis jalanan saja mainannya adalah hape android canggih. Kita biasa aja tuh ngelihatnya,nggak perlu berdecak kagum, apalagi melongo. Bisa jadi penghasilan mereka jauh di atas UMR. Jika dulu HP diidentikkan dg org2 cerdas, pengusaha dan eksekutif muda maka hari ini anak2 Es De yg masih ingusan di saku seragam sekolahnya berderet merek HP canggih manjadi hal yg lumrah.

Sabtu, 02 Januari 2016

Saya dan Dahlan Iskan

(Catatan Sang Pengagum)

Kenal Dahlan Iskan? Pasti donk. Kenal Syahrul? Hem, kenal lah. Masak baca tulisan ini nggak kenal yang nulis. Terlalu! Tulisan ini bukan bermaksud membandingkan antara bumi dengan langit. Antara pangeran William dengan peronda Wiliyono. Antara pemilik kekayaan yang tidak habis oleh tujuh turunan dengan pemilik gaji tujuh koma, setiap tanggal tujuh sudah koma. Antar penulis bestseller dengan penulis dieler-eler. Antara mantan Menteri dengan mantan penjual ikan teri. Antara pemilik Jawa Pos dengan pemilik istri orang Jawa Wo-Pos-obo (Wonosobo. wkwk, maaf istriku). Antara orang yang bosen kaya dengan yang bosen miskin. Antara setiap yang disentuh menjadi emas dengan setiap emas yang disentuh menjadi beras. Ya, antara Syahrul dengan Dahlan Iskan. Begitulah. Ngenes!

Selamat Ultah Anakku

Jiddy Azzam Hifdzillah!

Selamat ulang tahun anakku, Jiddy Azzam Hifzdillah yang ke-2. Tak terasa, sudah dua tahun Ananda mewarnai hidup kami yang dulu hanya bertiga dengan mbakmu (Raisa). Kehadiranmu memberikan kami sejuta asa dan pelajaran kehidupan yang tak terkira. Ananda kuatkan iman kami yang terkadang ketar-ketir hanya agar asap dapur tetap mengepul. Seolah Ananda ingin mengatakan bahwa urusan rezeki itu bukan urusan Abi dan Ummi sama sekali. Dalam senyummu yang manja setelah mengotori pempers yang terakhir ditanggal tua, Ananda seolah ingin mengatakan, “Eh, Abi dan Ummi tenang saja!, Rezekiku itu urusan Allah, jangan sombong untuk mengambil alih urusan Tuhan. Tugas Abi dan Ummi hanya bekerja, itu saja.”