Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Minggu, 12 Juli 2015

Saya, Quantum Ramadhan dan Prof. Dr. Siti Musda Mulia


oleh Syahrul, M.S.I
Bergabung dengan Sahabat Pena Nusantara (SPN) adalah anugerah yang tak bernilai rasanya (baca testimoni di pendidikannyamanusia.blogspot.com). Alhamdulillah,  mimpi dan cita-cita berdakwah bil qalam sedikit-demi sedikit mulai tersibak. Tirai itu tersingkap perlahan-lahan, cahaya itu semakin hangat mengaliri tangan yang bergerak di atas goresan pena. Langsung ada tiga naskah yang saya siapkan. Bagaimana kalau ditolak penerbit?, Tulisan tidak berkualitas?, dan sejuta pertayaan-pertayaan yang semisal tidak lagi pernah mengkhawatirkanku. Kunci-kunci dunia liteasi dan perbukuan dari teman-teman SPN sudah saya cerna dan telan sehingga menjadi daging. Tulis, Tulis dan Tulis. itu saja.


Penerbitan buku antologi pertama sekaligus tulisan pertama yang jadi buku sekaligus dikomersialkan menjadi pengalaman pertama. Banyak kejutan dalam buku ini (Quantum Ramadhan). Disamping banyaknya orang-orang hebat yang menulis di dalamnya, mulai dari guru besar, penulis beken dengan puluhan karyanya sampai ibu-ibu rumah tangga. Sebut saja Prof. Chirzin, Prof. Musda Mulia, Hernowo, Ahmad Rifai Rif’an penulis muda produktif dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Silahkan membeli bukunya bagi yang tertarik, harga Rp. 30.000 belum ongkir.

Kejutan kedua, tulisan saya persis dibawah nama besar Prof. Siti Musda Mulia. Tidak ada unsur kesengajaan memang, karena itu adalah wewenang dari editing dan penerbit. Namun, bagi saya tidak ada yang kebetulan, semuanya atas kehendak Allah. Secara pribadi, ada “memori” dengan nama Musda Mulia. Selain sama-sama terlahir di Sulawesi Selatan, saya juga termasuk banyak mengkritik pemikiran beliau dalam diskusi-diskusi pemikiran islam. Di samping itu saya juga banyak membaca tulisan-tulisan yang mengkritik buku dan pemikirannya, termasuk oleh penulis idola saya Dr. Adian Husaini dan teman-teman di ISTAC.

Belum pernah bertemu dan hanya mengikuti pemikiran beliau dari tulisan, terkadang membuat penasaran untuk bertemu langsung. Namun, pertemuan kami ternyata terwujud –bukan secara langsung- dalam buku antologi Quantum Ramadhan. Beliau menulis tentang, “Ramadhan: Bulan Refleksi Kemanusiaan”, halaman 164. Dan saya dibawah tulisan beliau, “Pendar Ramadhan di Negeri Rantau”, halaman 167. Tulisan beliau sangat menarik dan seutuhnya setuju. Berkah Ramadhan tidak hanya mengeyangkan ruh spiritual kita terkadang urusan dunia dan cita-cita ikut terbawa. Pepatah lama mengatakan, “Tanam padi, pasti rumput ikut tumbuh. Tapi jangan harap padi akan tumbuh jika kamu hanya menanam rumput.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar