oleh Syahrul, M.S.I
Bergabung dengan Sahabat Pena
Nusantara (SPN) adalah anugerah yang tak bernilai rasanya (baca testimoni di
pendidikannyamanusia.blogspot.com). Alhamdulillah, mimpi dan cita-cita berdakwah bil qalam
sedikit-demi sedikit mulai tersibak. Tirai itu tersingkap perlahan-lahan,
cahaya itu semakin hangat mengaliri tangan yang bergerak di atas goresan pena. Langsung
ada tiga naskah yang saya siapkan. Bagaimana kalau ditolak penerbit?, Tulisan
tidak berkualitas?, dan sejuta pertayaan-pertayaan yang semisal tidak lagi
pernah mengkhawatirkanku. Kunci-kunci dunia liteasi dan perbukuan dari
teman-teman SPN sudah saya cerna dan telan sehingga menjadi daging. Tulis, Tulis dan Tulis. itu saja.
Penerbitan buku antologi pertama
sekaligus tulisan pertama yang jadi buku sekaligus dikomersialkan menjadi
pengalaman pertama. Banyak kejutan dalam buku ini (Quantum Ramadhan). Disamping
banyaknya orang-orang hebat yang menulis di dalamnya, mulai dari guru besar,
penulis beken dengan puluhan karyanya sampai ibu-ibu rumah tangga. Sebut saja
Prof. Chirzin, Prof. Musda Mulia, Hernowo, Ahmad Rifai Rif’an penulis muda produktif
dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Silahkan membeli bukunya bagi
yang tertarik, harga Rp. 30.000 belum ongkir.
Kejutan kedua, tulisan saya persis
dibawah nama besar Prof. Siti Musda Mulia. Tidak ada unsur kesengajaan memang,
karena itu adalah wewenang dari editing dan penerbit. Namun, bagi saya tidak
ada yang kebetulan, semuanya atas kehendak Allah. Secara pribadi, ada “memori”
dengan nama Musda Mulia. Selain sama-sama terlahir di Sulawesi Selatan, saya
juga termasuk banyak mengkritik pemikiran beliau dalam diskusi-diskusi
pemikiran islam. Di samping itu saya juga banyak membaca tulisan-tulisan yang
mengkritik buku dan pemikirannya, termasuk oleh penulis idola saya Dr. Adian
Husaini dan teman-teman di ISTAC.
Belum pernah bertemu dan hanya
mengikuti pemikiran beliau dari tulisan, terkadang membuat penasaran untuk
bertemu langsung. Namun, pertemuan kami ternyata terwujud –bukan secara
langsung- dalam buku antologi Quantum Ramadhan. Beliau menulis tentang, “Ramadhan:
Bulan Refleksi Kemanusiaan”, halaman 164. Dan saya dibawah tulisan beliau, “Pendar
Ramadhan di Negeri Rantau”, halaman 167. Tulisan beliau sangat menarik dan
seutuhnya setuju. Berkah Ramadhan tidak hanya mengeyangkan ruh spiritual kita
terkadang urusan dunia dan cita-cita ikut terbawa. Pepatah lama mengatakan, “Tanam
padi, pasti rumput ikut tumbuh. Tapi jangan harap padi akan tumbuh jika kamu
hanya menanam rumput.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar