Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Minggu, 19 April 2015

Upss... Salah, Maaf!


sewaktu kuliah, Saya memiliki teman yang tinggal bersama di di asrama pada lembaga perguruan tinggi yang berasrama. Berperawakan kurus, cukup tinggi dan lingkar wajah yang kecil. Biasanya kami memanggilnya kang Endi. Orangnya baik sedikit kocak dan bentuk fisik wajahnya sudah lucu, tanpa melucu pun orang akan tertawa. Terkadang kami menjadikannya bulan-bulanan candaan. Karena kesal bisanya ia tidak terima dan berusaha menunjukkan keseriusannya kalau ia tidak sedang bercanda. Namun keseriusannya malah membuatnya makin lucu. 


Asrama kami tidak begitu jauh dari lereng Merapi, dan tempat kuliahnya tidak begitu jauh dari asrama.  Pelajaran hari ini agak spesial karena akan diajar oleh dosen yang juga spesial, seorang penulis yang produktif sekaligus pimpinan tertinggi di Organisai Keagamaan dimana lembaga ini berafiliasi.

Karena udara yang dingin mewajibkan aktifitas ke “belakang” sering terjadi. Setelah pembelajaran usai, dengan tergesa-gesa saya menuju MCK, sempat cukup lama menahan buang air kecil selama kuliah karena terkadang malas bolak-balik ke “belakang”.  Sekilas saya melihat kang Endi menuju MCK mendahuluiku. Begitu tiba, empat kamar mandi sudah terisi semua.

“ah kang Endi pasti di WC ini” pikirku menebak, karena sewaktu tiba suara grendel pintu baru dikunci. Muncul ide usil ingin ngerjain kang Endi. Sekitar satu setengah menit kemudian, pintu yang ditempati kang Endi terdengar suara grendel yang dibuka, dengan cepat kilat saya pegangi engsel bagian luar kuat-kuat. Kang Endi menarik pintu daridalam, dan saya menahan dari luar. Beberapa detik kemudian terjadilah adegang tarik menarik antara saya dan kang Endi. Herannya Endi tidak tertawa atau komplain dengan apa yang saya lakukan. Setelah puas, pintu kemudian saya lepas dan muncullah dibalik pintu Sang Dosen dengan senyum yang menyeringai. Astaghfirullah, merah padam wajah saya saat itu karena malu. “Ups.... ma... ma... maaf pak, salah kamar” Ucapku terbata-bata, yang dibalas dengan senyuman. “Salah kamar gimana, lah ini bukan masalah salah kamar, dasar usil” pikirku menebak makna senyuman sang dosen.

Beberapa detik kemudian terbuka pintu WC sebelah dan keluarlah muka lucu kang Endi. Ya Allah. “Eh kirain ente kang,” sapaku dengan muka malu dan lucu. “Wkwkwkwkw” terbahak-bahak kang Endi sambil memegangi perutnya mendengar ceritaku. Dari Mulut ke mulut Endi bercerita ke sana kemari membuat riuh suasana.

Sejak itu saya menjadi bulan-bulanan karena berani-beraninya ngerjain sang Dosen sekaligus Pimpinan tertinggi di Organisasi ini.
Pak, ini... ini loh yang ngancingin bapak di Kamar Mandi” goda teman-teman ketika saya berpapasan dengan sang dosen pada kuliah selanjutnya, yang disambut dengan gerrrrrrrrrrrrrrrrrr bersama-sama. “Kurangi nilainya pak,” “Dapat C aja,” timpal yang lain menambah riuh suasana. 

Sudah hampir 7 tahun kisah ini berlalu, selalu saja ketika ada pertemuan dengan teman-teman lama, tema ini selalu menjadi trending topic yang masih hangat untuk membuat kami tertawa.
****
*berdasarkan kisah nyata. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar