Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Rabu, 01 April 2015

Tips menjinakkan Tesis

Skripsi atau tesis mungkin bagi sebagian mahasiswa merupakan momok yang akan selalu menakutkan sekaligus menjadi batu sandungan untuk segera mengenakan baju kebesaran, diterima jadi calon mantu, atau penghenti uang “jajan” dari ortu/beasiswa. Bukan mengada-ada, berdasarkan pengalaman, banyak teman-teman mahasiswa mengelukan itu. Bahkan ada yang rela menyewa jasa dengan bayaran yang tidak murah bagi yang bisa membuatkannya. Tapi, tidak bisa dipungkiri juga sebagian yang lain mengerjakan skripsi/tesis dengan hepi dan semangat namun santai. Biasanya mereka yang sudah terbiasa menulis dan membaca dan memang hobi di dunia tulis menulis dan penelitian. Tentunya mereka juga memiliki tips-tips tersendiri. Karena bagaimana pun tugas akhir harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.



Sebagai orang yang pernah berjibaku dengan keduanya, skripsi dan tesis, saya melihat ada beberapa permasalahan mengapa tugas akhir menjadi semacam monster yang menakutkan. Oleh karena itu tulisan ini mencoba mengurai menjadi semacam tips bagaimana menaklukkan tugas akhir berdasarkan pengalaman pribadi.
1. Mengenali jenis penelitian. Banyak peneliti yang mengenali penelitiannya hanya pada jenisnya, kuantitatif atau kualitatitf atau mix methode. Itu pun hanya dikulitnya, jika kuantitatif itu main angka dan rumus (SPSS), kualitatif berkisar pada naratif dan mix mencampurkan dua metode. Mengenal harus secara utuh dari awal sampai akhir. Saat saya memulai penelitian skripsi, dengan jenis penelitian kualitatif pendekatan library research yang pertama kali saya lakukan adalah memahami penelitian ini, langkah kemudian kedua adalah mencari jenis penelitian yang sama diberbagai perpustakaan. mengambil beberapa contoh kemudian baca sampai akhir, memahami kerangkanya, lalu membayangkan kemudian DO action.

 Begitu pula pada penelitaian tesis kualitatif dengan pendekatan field research. Setelah mengunjungi perpus UAD, belum puas, ke perpus UGM sampai dua kali. Setelah kerangka dipahami dengan baik dari awal sampai akhir, saatnya konsultasi, “Pak... penelitian saya adalah ini.... dengan pendekatan ...., bab 2 begini...., bab 4 begini...., dengan instrumen wawancara begini, kemudian koding, lalu analisis dan bla bla... “, pertayaan pemungkas untuk mengunci, “apakah bapak setuju dengan ini...?” langsung dijawab oleh Dr. Arif, “iya... setuju, lanjutkan!”. Alhamdulillah, jalan sudah terbuka menanti kita untuk melangkah dengan berlari dan tutup telinga dari godaan untuk berhenti. “siap Pak... dua bulan lagi saya konsultasi lagi”.

 2. Tulisan motivasi Sejak proposal saya diterima, langkah pertama adalah jangan sampai semangat menyelesaikan penelitian meredup di tengah jalan. Jika sampai meredup lalu mati maka untuk meng-on kan kembali bukan pekerjaan mudah. Mulailah pintu keluar rumah, masuk kamar, ruang belajar bahkan pintu kamar mandi tertempel tulisan besar “AWAS! TESISMU MENUNGGU”, “BAGAIMANA KABAR TESISMU”, dll.
 3. Ajak pasangan hidup untuk terlibat. Bagi yang sudah menikah, terkadang suami/istri bisa menjadi motivator yang sangat membantu meskipun terkadang menyebalkan. Heheh... salah satu rahasia selesainya tesis sesuai target adalah “omelan” istri yang selalu menanyakan dan menuntut setiap waktu saat saya tidak beranjak mengerjakan peneletian, “sudah sampai mana?”, “kok, nggak dilanjutin?”, “mbo’ dikerjakan tho, selak habis waktunya!” sampai bosen mendengarkannya, namun kasiatnya bisa dibuktikan sendiri. Bagi yang belum menikah bisa mengambil teman, orangtua atau saudara.

4. Skala prioritas. Prioritas untuk memenangkan satu dan mengalahkan yang harus kita lakukan. Bagi saya, mengerjakan semua tugas dengan maksimal adalah kemustahilan di tengah-tengah keterbatasan waktu. Meskipun mungkin ada yang bisa tapi jarang. Sejak akan melanjutka S2 saya sudah mengajukan surat permintaan studi kepada kepala sekolah. Isinya tentu permohonan maaf tidak bisa maksimal mengumpulkan prangkat-perangkap pembelajaran seperti biasanya. Maka saat menulis tesis dimulai, untuk sementara perangkat pembelajaran saya terabaikan. Resiko.

 5. Berbagi dengan teman. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah ada teman yang bisa dijak untuk berdiskusi dan berbagi serta membuat komitmen bersama untuk segera selesai, khususnya sesama peneliti. Hal-hal yang tidak bisa kita lakukan karena satu dan lain hal bisa kita limpahkan atau meminta tolong, khususnya yang berkaitan administrasi di fakultas, seperti surat-menyurat, bayar membayar dll.

 6. Berdoa. Sempurnakan usaha dengan doa. Mintalah kepada Allah bimbingan agar selalu diberi kesehatan, kesempatan, pikiran yang jernih dan konsistensi. In Shaa Allah, Allah akan memudahkan dengan cara sendiri. Terkadang saat subjek ingin berhenti, kemudian tidak jadi. Subjek mudah ditemu, surat-menyurat gampang dll,. Menurut saya kemungkinan besar adalah doa kita. Faidza azzamta fatawakkal alallah. Demikian sedikit tips dari saya berdasarkan pengalaman pribadi, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. Sesungguhnya selesai, lambat tidaknya tesis kita sudah dipasrahkan oleh Allah kepada mahasiswa itu sendiri, innallah layughayyiru maa biqaumain hatta yughayyiru maa binafsihi. Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar