Berawal
dari sebuah status fecebook milik M Husnaini, nama yang belum begitu lama saya
kenal melalui tulisannya di berbagai media nasional baik media online maupun
cetak. Beberapa buku beliau sekilas –dari cover- cukup menarik, meskipun belum
sempat membacanya, namun sepertinya menarik seperti tulisan-tulisan beliau
selama ini. Status fecebook yang intinya mengajak dan mengundang para pecinta
literasi, dunia tulis untuk bergabung di sebuah grup WA (whatsApp).
Tanpa
berpikir panjang, saat itu juga, saya mendaftarkan diri. saya merasa butuh
wadah atau komunitas penulis yang bisa membimbing dan menerangi jalan yang
masih gelap. Dengan mengamalkan pesan Nabi bahwa konstribusi teman tidak
sedikit bagi kesuksesan seseorang. tantangan
terbesar saat ini dalam hidup saya adalah MENULIS. Dilahirkan dari keluarga
bukan penulis bahkan bisa dikatakan buta literasi, ditambah mengeyam pendidikan
yang tidak begitu mendorong bakat tulis-menulis, dan tidak ada pengalaman
menulis terkadang menggodaku untuk mengatakan bahwa saya tidak berbakat untuk
menulis dan mejadi penulis.
Namun,
Sebagai sarjana pendidikan islam yang kemudian menjadi guru agama,
mengharuskanku mendobrak mitos bahwa menulis itu sulit dan hanya menjadi hak beberapa
orang. Kita semua bisa menulis, sama halnya kita semua mampu untuk bicara.
Berbicara dengan menulis adalah dua aktifitas yang sangat dekat, namun karena
berbicara selalu dilatih dan dipraktikkan sejak kecil sementara menulis sering
diabaikan sehingga kemampuan berbicara lebih baik bahkan dominan.
Memulai
dan berlatih menulis di usia yang tidak begitu muda, tidaklah semudah yang
dibayangkan. Proses latihan, stres, lelah, malas, tercenung berjam-jam di depan
layar komputer tanpa satu kata pun tercipta dan putus asa saya lalui untuk membuktikan
bahwa saya pun bisa menulis. Saat rasa malas menyerang, membaca nasihat-nasihat
penulis-penulis yang telah sukses terkadang saya lakukan untuk menyembuhkan
penyakit menulis. Sedikit-demi sedikit Kebekuan merangkai kata menjadi ide lalu
menjadi tulisan yang layak dibaca mulai pecah, meskipun perjuangan masih
panjang. Mulailah beberapa tulisan tercipta dan menghiasi blog pribadi yang
berisi Tulis-tulisan tugas kuliah, pengalaman-pengalaman pribadi, refleksi dll.
SPN
(Sahabat Pena Nusantara) adalah nama grup ini, beranggotakan hampir mayoritas
penulis-penulis yang telah memiliki karya tulis (buku), bahkan sebagian sangat
produktif menerbitkan buku. Mulai dari
guru besar, penerbit, redaktur majalah, penulis terkenal sampai penulis-penulis
pemula yang hanya bermodalkan semangat dan usaha –seperti saya- turut menghiasi
keanggotaan grup ini. Kata “Nusantara” menunjukkan bahwa anggota grup
berdomisili di berbagai daerah di Indonesia, bahkan beberapa anggota tinggal di
luar negeri seperti Australia, Yaman, Mesir dan Jeddah. Belum beberapa minggu
menjadi anggota grup, banyak energi positif yang mengaliri semangat untuk
kembali melangkah tertatih-tatih sampi bisa berjalan tegak.
Melihat
teman-teman yang sudah memiliki karya, memunculkan sikap optimisme untuk
menyusul sekaligus rasa minder yang menyerang. Namun, keaktifan dan ritme kerja
menulis yang dibangun di grup ini menyakinkanku bahwa harapan itu tetap ada. Baru
sebulan terbentuk sudah akan menerbitkan buku, dan belum selesai proyek
tersebut sudah bermunculan ide untuk menulis buku selanjutnya. Subhanallah,
semoga komunitas ini terus berkembang dan membesar yang kemudian menjadi
matahari bagi orang-orang yang ingin masuk dunia tulis menulis. Semua kita bisa
menulis. Semoga.
cara join di WA gimana?
BalasHapus