Jiddy
Azzam Hifdzillah!
Selamat ulang tahun anakku, Jiddy
Azzam Hifzdillah yang ke-2. Tak terasa, sudah dua tahun Ananda mewarnai hidup
kami yang dulu hanya bertiga dengan mbakmu (Raisa). Kehadiranmu memberikan kami
sejuta asa dan pelajaran kehidupan yang tak terkira. Ananda kuatkan iman kami
yang terkadang ketar-ketir hanya agar asap dapur tetap mengepul. Seolah Ananda ingin
mengatakan bahwa urusan rezeki itu bukan urusan Abi dan Ummi sama sekali. Dalam
senyummu yang manja setelah mengotori pempers yang terakhir ditanggal tua, Ananda
seolah ingin mengatakan, “Eh, Abi dan Ummi tenang saja!, Rezekiku itu urusan Allah,
jangan sombong untuk mengambil alih urusan Tuhan. Tugas Abi dan Ummi hanya bekerja,
itu saja.”
Miladulkhoir Ananda Jiddy. Oya,
di hari ultahmu ini, Ayahanda ingin menjelaskan tentang namamu itu, agar suatu
hari nanti saat ada yang menanyakan makna dan filosofi dibalik nama yang keren
ini kamu tidak bingung seperti abimu dulu, bingung. “Apa arti namamu?,Wah, ini
salah secara qaidah bahasa kalau cuman Syahrul doang.” Dan banyak lagi. Pertama,
Jiddy itu yang mesen ummimu. Dari kata jadda. Katanya agar Ananda menjalani
hidup ini dengan penuh kesungguhan, tegas, tidak mencla-mencle, terasupi
mantara sakti man jadda wajada. Hifdzillah itu dari abimu, yang artinya
penjaga Allah. Terambil dari sebuah hadis ihfadzillah yahfadzka, jagalah
Allah, maka Dia akan menjagamu. Maksudnya, Ananda menjaga baik-baik ajaran,
perintah dan larangan-Nya. Meski bara api membakar tanganmu sampai melepuh,
memutih, lalu menghitam, tetap Ananda genggam bara itu, jika bara itu adalah
kebenaran Islam. Azzam merupakan hasil diskusi kami berdua. Azzam menguatkan
Jiddy dan Hifdzillah. Lengkap. Doa kami berkelindang diantara nama-namamu.
Selamat Ultah Ananda Azzam.
Abi dan Ummimu tidak pernah kuatir akan kehidupan duniamu. Sama sekali tidak. Ananda
akan jadi orang kaya, professor, ilmuan, pengusaha, pejabat, marbot, petani, atau
apapun itu. Kami hanya kuatir melihat godaan dunia yang semakin hari semakin
memesona. Tetap waras di zaman yang edan. Menjadi Asing di tengah kebenaran. Dunia yang abu-abu, kebaikan dan keburukan sudah susah dibedakan. Tontonan jadi tuntunan, sementara tuntunan jadi tontonan. Persis kekuatiran nabi Ya’kub
menjelang ajal menjemput, “Apa yang kalian sembah setelah saya meninggalkan
kalian nak?” Terkadang kami menangis di setiap lelapmu, "Duh Gusti Allah, cobaan anak-anak begitu berat, selamatkan mereka."
Happy birthday Ananda
Hifdzillah. Abi dan Ummi hanya manusia biasa. Manusia yang selalu bergelimang
dosa. Entah, apakah kami ini layak disurgaNya atau tidak. Permintaan kami
sederhana, saat tubuh Abi dan Ummimu lebur dengan tanah di alam barzakh, kami
selalu dikunjungi malaikat mengantarkan makanan kebaikan atas lirih-lirih
doa-doamu di malam-malam tahajjumu. Rabbihgfirli waliwalidayya warhamhuma
kama rabbayani shagira. Kuburan kami terang benderang karena bacaan Qur’anmu
yang tak henti-henti mengalun. Dan barzakh kami sejuk karena kedermawananmu.
Ananda Jiddy Azzam Hifzdillah Otanjobi omedetto gozaimasu. おたんじょうび おめでとう ございます.
Salam hangat
Ayahanda dan Ibunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar