Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Sabtu, 02 Januari 2016

Selamat Ultah Anakku

Jiddy Azzam Hifdzillah!

Selamat ulang tahun anakku, Jiddy Azzam Hifzdillah yang ke-2. Tak terasa, sudah dua tahun Ananda mewarnai hidup kami yang dulu hanya bertiga dengan mbakmu (Raisa). Kehadiranmu memberikan kami sejuta asa dan pelajaran kehidupan yang tak terkira. Ananda kuatkan iman kami yang terkadang ketar-ketir hanya agar asap dapur tetap mengepul. Seolah Ananda ingin mengatakan bahwa urusan rezeki itu bukan urusan Abi dan Ummi sama sekali. Dalam senyummu yang manja setelah mengotori pempers yang terakhir ditanggal tua, Ananda seolah ingin mengatakan, “Eh, Abi dan Ummi tenang saja!, Rezekiku itu urusan Allah, jangan sombong untuk mengambil alih urusan Tuhan. Tugas Abi dan Ummi hanya bekerja, itu saja.” 


Miladulkhoir Ananda Jiddy. Oya, di hari ultahmu ini, Ayahanda ingin menjelaskan tentang namamu itu, agar suatu hari nanti saat ada yang menanyakan makna dan filosofi dibalik nama yang keren ini kamu tidak bingung seperti abimu dulu, bingung. “Apa arti namamu?,Wah, ini salah secara qaidah bahasa kalau cuman Syahrul doang.” Dan banyak lagi. Pertama, Jiddy itu yang mesen ummimu. Dari kata jadda. Katanya agar Ananda menjalani hidup ini dengan penuh kesungguhan, tegas, tidak mencla-mencle, terasupi mantara sakti man jadda wajada. Hifdzillah itu dari abimu, yang artinya penjaga Allah. Terambil dari sebuah hadis ihfadzillah yahfadzka, jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu. Maksudnya, Ananda menjaga baik-baik ajaran, perintah dan larangan-Nya. Meski bara api membakar tanganmu sampai melepuh, memutih, lalu menghitam, tetap Ananda genggam bara itu, jika bara itu adalah kebenaran Islam. Azzam merupakan hasil diskusi kami berdua. Azzam menguatkan Jiddy dan Hifdzillah. Lengkap. Doa kami berkelindang diantara nama-namamu.

Selamat Ultah Ananda Azzam. Abi dan Ummimu tidak pernah kuatir akan kehidupan duniamu. Sama sekali tidak. Ananda akan jadi orang kaya, professor, ilmuan, pengusaha, pejabat, marbot, petani, atau apapun itu. Kami hanya kuatir melihat godaan dunia yang semakin hari semakin memesona. Tetap waras di zaman yang edan. Menjadi Asing di tengah kebenaran. Dunia yang abu-abu, kebaikan dan keburukan sudah susah dibedakan. Tontonan jadi tuntunan, sementara tuntunan jadi tontonan. Persis kekuatiran nabi Ya’kub menjelang ajal menjemput, “Apa yang kalian sembah setelah saya meninggalkan kalian nak?” Terkadang kami menangis di setiap lelapmu, "Duh Gusti Allah, cobaan anak-anak begitu berat, selamatkan mereka."   

Happy birthday Ananda Hifdzillah. Abi dan Ummi hanya manusia biasa. Manusia yang selalu bergelimang dosa. Entah, apakah kami ini layak disurgaNya atau tidak. Permintaan kami sederhana, saat tubuh Abi dan Ummimu lebur dengan tanah di alam barzakh, kami selalu dikunjungi malaikat mengantarkan makanan kebaikan atas lirih-lirih doa-doamu di malam-malam tahajjumu. Rabbihgfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shagira. Kuburan kami terang benderang karena bacaan Qur’anmu yang tak henti-henti mengalun. Dan barzakh kami sejuk karena kedermawananmu. 

Ananda Jiddy Azzam Hifzdillah Otanjobi omedetto gozaimasu. おたんじょうび おめでとう ございま.

Salam hangat
Ayahanda dan Ibunda



Tidak ada komentar:

Posting Komentar