Assalamualaikum Warahmatullahai Wabarakatuh

Minggu, 21 Juni 2015

Alhamdulillah, Aku Tidak Ganten.

                                                                       Syahrul, M.S.I


Ingin memiliki wajah yang menawan, badan yang atletis atau langsing bagi wanita secara manusiawi menjadi keinginan hampir semua manusia. Siapa sih yang tidak mau menjadi pusat perhatian, setiap orang memujinya, disenangi banyak orang, segala keinginannya dapat dengan mudah dipenuhi dan sejuta bayang-bayang keindahan yang menyertainya. Maka tidak mengherankan jika bayak orang berlomba-lomba mempercantik diri, mulai dari operasi plastik yang berbiaya ratusan juta sampai benar-benar dioperasi dengan plastik. Setiap hari rumah-rumah kita dibombardir oleh produk-produk kecantikan yang jumlahnya hampir tak terhitung dengan wajah-wajah aduhai sebagai pemoles.


Dengan nada berseloroh seorang teman pernah menggoda, “eh telat ngantri ya, pas pembagiah tinggi badan, makanya pendek,” dan berbagai ungkapan yang serupa, yang selalu saja hanya bisa dijawab dengan senyuman. “Ngaca!” adalah filosopi yang masih saya pegang sampai saat ini. Ya, berkaca diri. Dengan Ngaca kita bisa mengukur diri sendiri, kelebihan dan kekurangan. Meskipun tidak ada yang mengatakan bahwa saya jelek secara terus terang, tapi bisa saya pastikan bentuk wajah saya bukanlah selera manusia Indonesia. Mungkin wajah saya adalah selera para bidadari surga. Subhanallah, mencoba menghibur diri.

Pernah dulu saya sangat cemburu dan iri dengan teman yang selalu saja nasibnya lebih beruntung dan lebih maju. Tidak hanya disenangi oleh guru-guru bahkan jadi rebutan para gadis-gadis ABG. Mencari pasangan semudah menggerakkan telunjukkan ke kiri dan ke kanan. Jika tidak cocok bisa langsung ganti yang baru dan lebih menawan. Menyebalkannya lagi, setiap gadis yang saya taksir juga menjadi incaran dia, dan selalu saja berhasil memenangkan kompetisi yang tidak seimbang. Setelah bosan akan ditinggal begitu saja, yang membuatku bengong beberapa saat sambil gigit jari. Duh, beruntungnya engkau kawan. Ah, andai aku seperti Arjuna, sambil menampar pipi memulihkan kembali kesadaran diri. Tapi itu dulu.

Kalau kita kembali membuka lembar sejarah, sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu keistimewaan Nabi Yusuf adalah bentuk fisik dan wajahnya yang sangat memesona. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kagantengan Yusuf as yang mampu menghipnotis wanita-wanita jamuan Zulaikha sampai mengiris-ngiris jari-jemarinya tanpa sadar. Kisahnya dapat dibaca dalam surat Yusuf ayat 31. Sampai saat ini belum pernah saya melihat wanita cantik atau pria ganteng yang sampai mampu menghilangkan kesadaranku. Maka tidak heran jika mereka tidak percaya, “Sungguh ini bukan manusia, pasti ini malaikat.”

Tahu kah kita sesungguhnya ujian terberat Yusuf as adalah keindahan parasnya, bertubi-tubi ujian itu datang, sehingga beliau lebih memilih penjara dari pada mengikuti keinginan syahwat Zulaikha. Sama hal bagi mereka yang diberikan karunia keindahan fisik, jika tidak kuat iman akan selalu disibukkan  oleh urusan syahwat ini. Berapa banyak kisah hidup laki-laki dan perempuan menawan yang kisah hidupnya tidak secantik penampilannya. Putus sekolah, hamil diluar nikah dan bergelimang dengan kemaksiatan dan dosa.

Keyakinan bahwa hidup adalah ujian harus selalu tertanam kuat bagi seorang muslim, sehingga segala kelebihan dan kekurangan selalu saja mendatangkan kebaikan. Sungguh sangat mengagumkan hidup seorang muslim, jika ia ditimpa musibah, ia bersabar dan itu baik bagi dirinya. Jika dalam kenikmatan ia bersyukur, maka itu pun baik baginya. Banyak diantara kita yang mungkin lulus saat diuji dengan musibah, kurang harta, penyakit, dan fisik yang jelek atau cacat. Namun, gagal saat diuji dengan limpahan harta, kesehatan jasmani dan ketampanan/kecantikan wajah.  

Bentuk fisik adalah anugerah dari Tuhan yang tidak ada campur tangan dari manusia. Oleh karena itu Islam tidak pernah mempermasahkan bentuk asal kita. Dalam hadis yang mulia Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat/menilai dari fisik kalian dan tidak pula dari bentuk wajah kalian tetapi yang Allah lihat adalah hati kalian,” (HR. Muslim). Allah yang menciptakan ini hitam dan itu putih, ini kuning dan itu merah, ini pendek dan itu tinggi, ini jelek dan itu cantik.

Bahwa manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan keunikan bentuk fisik dan kulit masing-masing merupakan sunnatullah yang tidak bisa ditolak. Namun, yang dinilai dan perhitungkan oleh Allah adalah taqwanya. Bisa dibaca dalam surat al-Hujurat ayat 13. Taqwa dan kecantikan akhlak adalah sesuatu yang bisa kita usahakan, bisa kita benahi. Dan setiap kita berhak dicintai dan disayangi Allah bukan karena bentuk fisik kita.   

Karena Allah tidak melihat itu, -karena memang bukan urusan kita- maka yang bisa kita lakukan adalah mempercantik hati (inner beauty). Dari hati yang indah akan memancarkan cahaya di wajah pemiliknya. Dari bibirnya tersungging senyum yang ikhlas, dari matanya terpancar tatapan yang meneduhkan, dari lisannya keluar kata-kata yang santun dan tegas, dan dari pikirannya keluar lahir keputusan yang arif dan bijaksana. Janganlah kita terlalu disibukkan mendandani wajah ini, dengan biaya berjuta-juta dan waktu berjam-jam hanya sekedar mendapatkan pujian manusia. Namun kita lupa jika hati kita mulai tumbuh penyakit borok, dengki, sombong, dan ria. Sesungguhnya, kita semua terkadang lebih terpesona kepada mereka yang berwajah biasa namun berakhlak mulia, dibandingkan berwajah cantik namun berhati iblis.

Pada saat khutbah perpisahan Rasulullah mempertegas, “.... Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling taqwa. Tidak ada kelebihan orang Arab di atas orang asing kecuali karena taqwanya. Apakah aku sudah menyampaikannya kepada kalian?” tegas dan lugas.   Terakhir, di akhirat kelak pertayaan bagi muslim yang miskin lebih ringan daripada pertayaan muslim yang kaya. Dari mana harta itu diperoleh dan untuk apa ia digunakan serta seabrak pertayaan yang lain. Begitupula muslim yang dikarunia wajah yang menawan dan kelebihan-kelebihan yang lain. Alhamdulillah, Aku tidak ganteng. Surga lebih cepat untuk dinikmati. Amien. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar